"Hati-hatilah mengambil gambar di sini".
Itulah pesan yang biasa disampaikan petugas hotel kepadaku saat tiba di Hotel Baliem di Lembah Baliem, Wamena Jayapura (17 Agustus 2007). Mengapa, karena warga di Baliem memiliki tarif tak resmi untuk sekali memotret di sini. Entah, dari mana dan sejak kapan budaya tarif memotret ini muncul. Tapi, itulah yang aku temui saat mengunjungi Lembah Baliem Kabupaten Jaya Wijaya. Sebenarnya tidak ada ketetapan resmi yang mengatur tarif memotret warga Baliem yang menggunakan pakaian adat, seperti koteka. Tapi, saat ini semacam ada kesepakatan tak resmi yang dijadikan patokan tarif memotret warga Papua yang masih mengenakan pakaian adat.
Contohnya di Desa Kurulu Wamena. Warga di desa yang terkenal dengan obyek wisata mummi Wimontok Mabel ini memiliki tarif tak resmi untuk memotret mereka. Contohnya, untuk memotret satu orang warga Kurulu yang mengenakan pakaian adat, kita harus mengeluarkan uang sebesar Rp 5 hingga Rp 10 ribu untuk sekali jepret. Tergantung negosiasi sebelumnya. Tak jarang, harga dua hingga tiga kali lipat bisa mereka keluarkan untuk wisatawan asing.
Contoh lainnya tarif melihat mummi Wimontok Mabel. Harga yang mereka patok untuk wisatawan yang ingin melihat mummi panglima perang inipun bervariasi. Mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta, tergantung jumlah rombongan dan asal turisnya. Contohnya, saat rombongan kami yang berjumlah 20 orang berkunjung ke Kurulu, mereka mamatok harga Rp 450 ribu agar kami dapat melihat si-mummi. Itupun sudah melalui negosiasi yang alot dengan salah satu tokoh masyarakat setempat. Tapi ingat, ini belum ongkos memotret si-mummi.
Jangankan orang dewasa. Anak-anak di desa inipun sudah mengerti uang. Namun, harga foto bersama anak-anak Baliem lebih murah jika dibandingkan orang dewasa. Biasanya, berkisar Rp 1000 per anak. Bahkan, mereka bisa dibayar dengan permen atau hadiah lain selain uang.
Tarif yang paling mahal di Lembah Baliem adalah memotret upacara adat bakar babi. Bila wisatawan ingin mengabadikan upacara ini, maka anda harus menyiapkan Rp 10 juta per ekor babi yang dibakar. Bila di upacara itu membakar lima babi, maka anda harus membayar seikitnya Rp 50 juta.
Ini memang tarif tidak tetap. Sewaktu-waktu harga bisa berubah tergantung tawar menawar harga sebelumnya. Tapi ingat, bila anda melanggar aturan yang sudah disepakati, maka bersiaplah untuk menerima hukum adat yang sudah mereka buat.
Tips Mengunjungi Lembah Baliem :
- Minta izinlah terlebih dahulu bila ingin memotret penduduk asli yang mengenakan pakaian adat, baik saat bertemu di jalan atau di suatu perkampungan. Tanyalah kepada orang tersebut, berapa harga untuk memotretnya. Bila tiba-tiba anda memotretnya tanpa izin, maka ia bisa meminta bayaran mahal kepada anda.
- Lakukan negosiasi harga sebelum memotret. Terkadang, mereka mau hanya dibayar dengan satu batang rokok untuk sekali jepret. Tergantung negosiasi sebelumnya.
- Bila rombongan, ajaklah salah satu warga setempat untuk dijadikan juru bicara. Dengan demikian si-jubir bisa melakukan pendekatan emosional kepada penduduk setempat.
- Gunakan kamera SLR (Single Lens Reflex) agar mendapat hasil jepretan yang banyak sekali foto, sehingga bisa memilih hasil yang terbaik.